Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA)
Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) merupakan langkah strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi era digital, khususnya Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0. Berdasarkan Naskah Akademik Februari 2025, kebijakan ini bertujuan mengintegrasikan Koding dan KA ke dalam sistem pendidikan dasar dan menengah guna meningkatkan literasi digital, kemampuan berpikir komputasional, dan etika teknologi, sehingga mencetak generasi yang kompetitif dan bertanggung jawab.
Prinsip dan Tujuan Pembelajaran Koding dan KA
Pembelajaran Koding dan KA dirancang untuk mengembangkan keterampilan esensial peserta didik, meliputi berpikir komputasional, analisis data, algoritma pemrograman, serta pemahaman etika KA. Pendekatan ini disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik di setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, untuk memastikan relevansi dan efektivitas pembelajaran.
Misi Program Koding dan Kecerdasan Artifisial
Integrasi Kurikulum
Koding dan KA ditetapkan sebagai mata pelajaran pilihan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu untuk SD (kelas 5-6), SMP (kelas 7-9), dan SMA/SMK (kelas 10). Untuk SMA kelas 11-12, alokasi dapat ditingkatkan hingga 5 jam, dan SMK kelas 11-12 hingga 4 jam.
Pendekatan Berjenjang
Di SD, fokus pada berpikir komputasional dan literasi digital dasar melalui metode unplugged dan berbasis permainan. Di SMP, peserta didik diperkenalkan pada pemrograman berbasis blok dan konsep KA sederhana. Di SMA/SMK, pembelajaran mencakup pemrograman berbasis teks dan aplikasi KA.
Metode Pembelajaran
Menggunakan pendekatan problem-based learning, project-based learning, inkuiri, dan gamifikasi, dengan media seperti perangkat digital, platform online, modul interaktif, serta alat nondigital seperti kartu dan papan.
Pelatihan Guru
Guru dilatih melalui bimbingan teknis (bimtek) dan pelatihan berbasis Learning Management System (LMS) untuk memastikan kompetensi pedagogik dan profesional dalam mengajar Koding dan KA.
Kemitraan Multi-Stakeholder
Melibatkan pemerintah, dunia industri, akademisi, dan komunitas untuk mendukung implementasi, termasuk penyediaan infrastruktur dan sumber daya pembelajaran.
Manfaat bagi Peserta Didik
Pembelajaran Koding dan KA tidak hanya meningkatkan keterampilan digital, tetapi juga membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Dengan pendekatan yang inklusif, kebijakan ini memastikan semua anak, baik di perkotaan maupun daerah terpencil, dapat menguasai teknologi dan berkontribusi sebagai inovator di masa depan.
Langkah Implementasi
Implementasi kebijakan dilakukan secara bertahap, dimulai dari sekolah-sekolah dengan kesiapan infrastruktur dan tenaga pengajar. Pemantauan dan evaluasi berkala dilakukan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) untuk memastikan efektivitas program dan peningkatan kemampuan peserta didik.



